Bima, suaraberadab.com – Tim pengabdian STKIP Taman Siswa Bima sukses menggelar Pengabdian Kemitraan Masyarakat di SLB Baiturrahman Bima. Kegiatan yang dilaksanakan pada 8–9 Agustus 2025 ini menjadi langkah nyata perguruan tinggi dalam mendukung peningkatan kualitas pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus, sekaligus memperkuat implementasi teknologi dan nilai budaya lokal di ruang kelas.
Mengusung tema “Penguatan Pemahaman dan Implementasi Teknologi dalam Pembelajaran SLB Berbasis Etnolinguistik”, kegiatan ini melibatkan guru-guru SLB Baiturrahman serta guru Bahasa Inggris dari sekolah sekitar. Hadir sebagai narasumber utama, Ramli, M.Pd. selaku Ketua Tim Pengabdian, bersama anggota tim Putri Febrianti, M.Pd. dan Nurnaningsih, M.Pd., yang memberikan materi sekaligus pendampingan langsung kepada para peserta.
Dalam sambutannya, Ramli, M.Pd. menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian pendanaan 2025 yang berfokus pada pengembangan E-Modul Bahasa Inggris berbasis etnolinguistik. “Integrasi budaya Bima ke dalam pembelajaran, ditambah pemanfaatan teknologi, dapat membuat proses belajar di SLB lebih menarik, memotivasi, dan relevan bagi siswa,” ujarnya.
Kepala Sekolah SLB Baiturrahman, Firdaus Akbar, S.T., menyampaikan apresiasi tinggi kepada STKIP Taman Siswa Bima. “Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, bukan hanya untuk guru tapi juga berdampak langsung pada siswa. Kami berharap bisa berlanjut dengan program-program serupa di masa mendatang,” katanya.
Hari pertama diisi dengan pemaparan materi tentang penguatan pemahaman budaya Bima dalam pembelajaran serta implementasi teknologi melalui E-Modul. Sementara pada hari kedua, peserta diajak langsung mempraktikkan pembuatan dan pengembangan E-Modul berbasis materi yang sudah diperoleh.
Hasilnya, setiap guru berhasil menghasilkan E-Modul pembelajaran yang siap digunakan di kelas. Produk-produk ini tidak hanya mengintegrasikan teknologi, tetapi juga memuat simbol-simbol budaya Bima untuk memperkaya pengalaman belajar siswa SLB.
Respon peserta sangat positif. Banyak guru mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru dan meningkatkan keterampilan mereka dalam merancang pembelajaran kreatif. Bahkan, Kepala Sekolah merekomendasikan agar kegiatan ini dilanjutkan dan dikembangkan ke bentuk kerja sama yang lebih luas.
Melalui kegiatan ini, STKIP Taman Siswa Bima tidak hanya menegaskan komitmennya dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga membuktikan bahwa kemitraan antara kampus dan sekolah dapat menjadi motor penggerak inovasi pendidikan, khususnya bagi siswa berkebutuhan khusus di daerah. (Tim)