Bima, Suaraberadab.com-Kehormatan yang luar biasa khususnya bagi STKIP Taman Siswa Bima karena selalu mendapat perhatian dari pejabat tinggi Republik Indonesia. Kali ini, Kampus pendidikan yang unggul di Bima tersebut kedatangan tamu istimewa dari Ibu Kota Jakarta, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Dr. Muhammad Syarif Bando.
Kedatangan kepala Perpusnas di kampus Beradab tersebut untuk memberikan kuliah umum seputar literasi. STKIP Tamsis menjadi satu-satunya kampus di Bima yang mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah pada acara yang dipandu langsung Ketua STKIP Tamsis Dr Ibnu Khaldun Sudirman MSi tersebut. Dipilihnya STKIP Tamsis cukup beralasan karena perguruan tinggi tersebut konsisten mendorong masyarakat untuk sadar literasi. Bahkan selama satu tahun terakhir, Civitas Akdemika setempat gencar melaksanakan program Gemar Literasi di Kabupaten Bima.
Selain itu, pada awal bulan lalu, kampus yang berlokasi di Jalan Pendidikan Taman Siswa Bima Desa Padolo Kecamatan Palibelo tersebut juga kedatangan duta literasi Indonesia, Gol A Gong bersama penulis handal Daniel Mahendra. Dua kegiatan seminar, pelatihan dan kuliah umum ini menjadi bukti bahwa geliat literasi di kampus tersebut sangat kental.
Menjemput kedatangan “Menteri Buku” tersebut, Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi menyampaikan sejumlah capaian kampus mulai dari serapan alumni hingga peran penting kampus dalam mendorong minat baca dan menulis masyarakat Bima.
Pada momen itu, beliau juga menyanjung komitmen kepala Perpusnas yang sudah banyak membangun pusat layanan perpustakaan dengan gedung yang megah dengan anggaran puluhan miliar di NTB. Termasuk Bima dan Kota Bima yang juga kecipratan alokasi bantuan berupa gedung perpustakaan yang mewah dan megah.
“Ini sangat positif dalam mendorong literasi NTB, khususnya Bima dan Kota Bima. Gedung-gedung yang dibangun itu, InsyaAllah akan diresmikan langsung oleh beliau besok (Rabu, 23/4/22 untuk Kabupaten Bima). Sebuah komitmen yang luar biasa untuk kemajuan literasi kita,” ungkapnya.
Acara yang berlangsung di Auditorium Sudirman kampus setempat itu, Dr. Ibnu juga melaporkan para peserta yang hadir merupakan mahasiswa, kepala sekolah, pegiat literasi dan juga fasilitator daerah. Selain itu, juga tampak hadir Kepala Dinas Perpusarsip NTB, Julmansyah, S.Hut, MAP serta kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Bima, Drs. A. Salam Gani. Dr. Ibnu Khaldun tak henti menyanjung Kepala Perpusnas yang dinilai sangat serius membangun literasi di Indonesia dengan segala programnya.
Di samping itu, Dr. Ibnu memaparkan visi kampus yang ingin menjadikan Perguruan Tinggi setempat dengan keunggulan kewirausahaan dengan empat kata kunci yakni Beradab, Berwirausaha, Imtaq dan Iptek.
“Selama 10 tahun terakhir, masyarakat kita sudah kurang membaca alquran. Dengan visi ini makanya kami wajibkan calon dosen, pegawai dan mahasiswa untuk meningkatkan baca alquran dengan melakukan setor hafalan,” ujarnya.
Diungkapkan, sejauh ini STKIP Tamsis sudah memiliki lebih dari 7000 alumni. Mereka sudah tersebar di berbagi daerah dan terserap di pasar kerja. Seperti aparat desa, perbankan, enterpreneur dan tentunya tenaga pendidik.
“Mendukung meningkatnya literasi, kami punya program inovasi bekerjasama dengan Australia. Dan sudah berlangsung selama setahun ini tentang sadar literasi. Bahkan dosen kami menjadi salah satu pembicara nasional untuk kampus mengajar karena kesuksesannya dalam menciptakan model baca yang mudah dipahami siswa,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perpusnas RI, Dr. Muhammad Syarif Bando ikut berbalas pantun dengan menyanjung kiprah STKIP Tamsis di bawah kendali Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi. Menurutnya, kuliah umum bertajuk “Literasi Kuat, Masyarakat Beradab” tersebut sebagai langkah awal menuju STKIP Tamsis menjadi world class.
“Kampus Tamsis harus mampu mencetak banyak buku. Sehingga ini menjadi gagasan yang lahir dari Tamsis. Kampus ini harus inovatif dan kreatif untuk menuju kampus world class,” tuturnya.
Menurut pria berdarah Sulawesi ini, masalah bangsa Indonesia saat ini adalah, masyarakatnya tidak produktif padahal jumlah sarjana terbesar di dunia ada di Indonesia. Hal ini disebabkan Karena masyarakat tidak mampu menciptakan barang dan jasa. Sulit mengakses iptek dan ide gagasan.
“Jadi kita hanya belajar membaca bukan membaca untuk belajar menciptakan sesuatu. Jadikanlah kampus ini sebagai tempat untuk menghasilkan banyak buku,” harapnya.
Di hadapan 200 lebih peserta kuliah umum, Kepala Perpusnas juga memberikan solusi untuk menjadikan bangsa ini menjadi produktif. Hal ini harus juga dibarengi dengan kiprah kampus agar mampu menguasai pengetahuan.
“Saya percaya pak Dr. Ibnu ini akan menjadi cahaya bangsa. Karena saya tahu bagaimana komitmen beliau membangun pendidikan untuk peradaban. Untuk itu, kami akan menjadikan STKIP Tamsis sebagai pilot project Perpusnas bersama kampus UTS Sumbawa,” tutupnya disambut riuh tepuk tangan peserta. (Edo*)