Kunjungi STKIP Tamsis, Dahlan Iskan Dorong Mahasiswa jadi Enterpreneur

Mantan Menteri BUMN/ CEO Jawa Pos Group, Dahlan Iskan Dijamu Civitas Akademika STKIP Taman Siswa Bima saat Berkunjung ke Kampus Merah, Selasa (18/1/2022).

Bima, Suaraberadab.com-STKIP Taman Siswa Bima mendapat kehormatan karena dikunjungi langsung mantan CEO Jawapos Grup, Dahlan Iskan. Kedatangan Menteri ESDM dan BUMN pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini disambut hangat keluarga besar Kampus Merah dan langsung dijamu makan siang khas Bima.

Pada momen itu, Abah begitu Dahlan Iskan akrab disapa, juga mengisi materi seminar kewirausahaan di hadapan mahasiswa serta civitas akademika yang berlangsung di ruang VIP Beradab kampus setempat.

Bacaan Lainnya

Penggagas media online Disway.id ini memompa semangat mahasiswa untuk berani menjadi enterpreneur. Ia mendorong mahasiswa yang notabene usianya masih muda untuk segera mengambil sikap sebelum masuk usia-usia riskan.

Dahlan Iskan Bersama Ketua STKIP Tamsis, Dr Ibnu Khaldun Sudirman M.Si.

“Biasakan agar membayangkan masa depan. 10 tahun lagi Anda mau jadi apa, tergantung sikap Anda saat ini. Puncak kehebatan manusia itu ada di usia 30-34 tahun. Makanya kalau mau jadi enterpreneur harus sudah siap dari sekarang,” katanya.

“Kenapa umur sekian sebagai puncak kejayaan manusia? Pertama, masih muda dan banyak yang bisa dikerjakan. Kita di usia tua ini tidak bisa ditawar ketika mau mengerjakan sesuatu yang sama dengan pemuda. Mereka bisa tidak tidur dua malam untuk mengerjakan sesuatu. Saya nggak bisa, langsung masuk angin,” imbuhnya.

Selain itu, Dahlan Iskan juga memaparkan keunggulan mahasiswa yang masih muda. Tentu memiliki intelektual, fisik dan kecerdasan. Setelah lulus kuliah mahasiswa masih punya banyak waktu untuk bereksperimen.

“Di situlah universitas yang sebenarnya. Mau PNS, swasta dan seterusnya untuk mencari uang, silakan. Dalam berwirausaha, kalau Anda belajar dari pekerjaan, maka Anda akan mendapatkan kematangan jiwa yang bagus,” tuturnya.

Menurutnya, penting belajar di perguruan tinggi. Namun bukan karena ingin mendapatkan IPK bagus. Tapi di perguruan tinggi mahasiswa bisa belajar sistematika dan metodologi.

“Orang yang bekerja dengan sistematis dan punya metode, dia yang unggul. Selesai kuliah saya tidak percaya Anda langsung bekerja. Beda bila Anda menjadi wirausaha dari sekarang. Selesai kuliah Anda sudah memiliki logika berpikir yang baik,” paparnya.

Abah mengaku senang mengetahui di kampus tersebut ada Prodi tentang logika seperti Matematika dan Fisika. Karena dengan begitu, Bima akan bebas dari masyarakat takhayul.

Foto Bersama Keluarga STKIP Taman Siswa Bima.

“Terima kasih Pak doktor Ibnu. Kita harus memperbaiki logika pendidikan di Bima. Saya ucapkan ini karena rektor mementingkan Prodi-Prodi itu, yang mana masyarakat harus punya logika berpikir,” ucapnya disambut tepuk tangan audiens.

Di akhir penyampaiannya, Dahlan Iskan berpesan dalam membangun usaha tidak perlu takut bangkrut. Ia mengibaratkan berwirausaha adalah belajar naik sepeda. Meski terjatuh namun tetap berupaya untuk terus mengayuh.

“Tak tahu seberapa seringnya kita jatuh saat belajar sepeda. Ketika kita punya tekat untuk bisa mengendarai sepeda, tentu kita akan bangun lagi dan kembali menaiki sepeda hingga benar-benar bisa. Jadi nggak ada kursusnya. Semuanya praktik.  Rugi dan ditipu orang hingga bangkrut itu penting dalam berwirausaha agar kita lebih baik lagi dan berhati-hati. Belum jadi pengusaha seseorang sebelum ditipu dan rugi. Bedanya dia tidak kapok dan terus bangkit,” pungkasnya disambut riuh tepuk tangan civitas akademika STKIP Tamsis. (Edo)

Pos terkait