Punya Beragam Prestasi, Ini Cerita Syahwinsyah dari Desa Keli Ujung Aspal Kabupaten Bima

Bima, Suaraberadab.com – Keberhasilan bisa menjadi milik siapa saja, selama ia tekun dan bersungguh-sungguh. Itulah yang dialami Syahwinsyah, laki-laki dari Desa Keli Kecamatan Woha Kabupaten Bima NTB. Ia berhasil membuktikan mimpinya dengan menjadi Awarde Mahasiswa Pertama Mahasiswa Merdeka di Kampus Ternama di Malang yaitu Universitas Muhammadiyah Malang.

Meski dari keluarga sederhana tak menyurutkan semangat Syahwin untuk terus mengenyam pendidikan hingga jenjang Perguruan Tinggi. Ayahnya H. Ahamid merupakan seorang petani dan buruh serabutan di desa, sedangkan ibunya Badariah seorang ibu rumah tangga biasa. Anak terakhir dari 6 bersaudara ini mengaku bahwa ia adalah salah satu anak yang bisa menempuh pendidikan tinggi. Di kampungnya ia mendengar perkataan “Si miskin tidak pantas untuk kuliah tinggi-tinggi”. Ayahnya hanya lulusan SD dan ibunya hanya lulus SD, dan ia buktikan bahwa perkataan itu salah.

Bacaan Lainnya

“Sejak kecil saya tidak pernah membayangkan kalau saya akan bisa bersekolah hingga perguruan tinggi. Saya sadar penghasilan orang tua serba pas-pasan, jadi mimpi bisa berkuliah seperti sesuatu yang sulit digapai,” Ujar Syahwin.

Setelah menempuh pendidikan di bangku perkuliahan, Syahwin mulai membukti prestasinya. Rentetan prestasi itu ia mulai dengan mengikuti Lomba yang di adakan pada Tingkat Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi. Ia berhasil mendapatkan Peringkat II dari Lomba Video Competiton Prodi PTI tahun 2022.

Memasuki tahun 2023 dia mencoba mengikuti lagi program dari Kampus Merdeka yaitu Kampus Mengajar. Ia berhasil mendapatkan Awarde dari Kampus Mengajar Angkatan 5. Tidak hanya pada satu program, Syahwin kembali menunjukkan kemampuannya pada program pertama Mahasiswa Merdeka Angkatan 3 tahun 2023. “Kesempatan emas tidak datang dua kali, jadi saya siap untuk belajar di luar kampus dan membawa nama STKIP Taman Siswa Bima agar dikenal banyak orang.” Ujar pria yang selalu tampil ceria itu.

Mendapatkan pengalaman belajar di kampus orang membuat Syahwin tidak berhenti bersyukur dan bangga. Banyak hal dan cerita unik yang didapatkan ketika ia berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang, walaupun hanya 1 semester.  

Setelah selesai dari Program PMM, Syahwin kembali mendapatkan prestasi lagi dengan menjadi salah satu mahasiswa yang lolos MSIB Bacth 6. Ia lolos dan ditempatkan pada mitra Bank BTPN Syariah sebagai fasilitator pendamping. Hal ini membuat Syahwin kembali menunjukkan bahwa anak Desa Ujung Aspal bisa juga berprestasi seperti orang-orang di luar sana.

Menurut Syahwin, keluarganya kaget mendengar kabar yang sudah Syahwin dapatkan selama bangku perkuliahan. Ia mengaku sangat bersyukur karena memiliki orang tua yang sangat sadar akan pentingnya pendidikan. Bapak dan ibunya terus mendorong agar anaknya bisa bersekolah. Menurut ayahnya, pendidikan adalah cara terbaik untuk mengubah nasib. Tak hanya itu, orang tuanya juga mengatakan bahwa peninggalan terbaik untuk seorang anak adalah ilmu pengetahuan. Syahwin berharap, pendidikan tidak berhenti sampai dirinya saja, namun juga akan diikuti oleh adiknya dan seluruh anak di Indonesia yang memiliki keterbatasan ekonomi. 

Saat ditanya mengenai apa motivasinya, Alfi mengatakan, ibaratnya ia selalu ingin menjadi angin, meski tidak dapat dilihat namun bisa dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. 

Pos terkait