Dosen STKIP Tamsis jadi Fasilitotator Program Kampus Mengajar Secara Nasional

Gambar (dok): Ketua LPPM STKIP Taman Siswa Bima, Anisah, M.Pd/

Bima, Suaraberadab.com-Kiprah STKIP Taman Siswa Bima di tingkat nasional semakin bertaji. Setelah sukses menjemput program gemar literasi, kini buah dari pemikiran para dosen setempat mendapat pengakuan secara nasional. Teranyar, salah satu dosen setempat, Anisah, MPd sukses menjadi fasilitator inovasi nasional karena model pembelajaran yang disuguhkan sangat ampuh meningkatkan literasi. Hebatnya lagi, Anisah menjadi pembicara untuk memberikan gambaran model pembelajaran kepada mahasiswa Kampus Mengajar 3 se Indonesia.

“Tanggal 9 Februari lalu saya dan rekan dari Unram dan kordinator relawan inovasi NTB dipercaya oleh inovasi untuk menyampaikan pembelajaran literasi berbasis kemampuan kepada mahasiswa kampus mengajar 3 se Indonesia. Dalam pembekalan itu, Kemendikbud melalui inovasi, meminta saya untuk memaparkan keunggulan dari sebuah model pembelajaran yang sudah kita terapkan pada program Gemar Literasi kepada mahasiswa KM3 secara nasional,” ungkap Anisah, MPd, Selasa (1/3/22).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, model pembelajaran yang diterapkan selama melaksanakan program Gemar Literasi mendapat apresiasi dari Kemendikbud dan Inovasi. Seperti model pembelajaran tentang latar belakang dan prinsip pembelajaran. Kemudian teknik pembelajaran berbasis kemampuan serta aspek pendukung pembelajaran berbasis kemampuan.

“Proses pembelajaran seperti ini memang sudah diterapkan di NTB salah satunya di Bima. Pada saat penyampaian materi yang diikuti DPL dan seluruh mahasiswa peserta KM secara nasional, kami diberi kepercayaan oleh Kemendikbud melalui inovasi, karena STKIP Tamsis dipercaya menjadi perwakilan inovasi bersama perwakilan Unram,” terangnya.

 

Ketua LPPM STKIP Tamsis ini mengaku model pembelajaran yang diterapkan tersebut sudah terbukti efektif diimplementasikan pada tiga kabupaten di NTB. Model pembelajaran disuguhkan cukup ampuh meningkatkan literasi dalam waktu yang singkat.

“Makanya kita direkomendasikan secara nasional untuk diaplikasikan oleh mahasiswa KM3. Sangat aplikatif, efektif, sangat cepat meningkatkan level baca dalam beberapa minggu dan kenaikan sekitar 68 persen,” papar dosen yang masih lajang ini.

Ditambahkan pula, pembelajaran literasi ini, sangat memperhatikan siswa yang terbatas kemampuannya. Pihaknya mengelompokkan siswa sesuai level kemampuan pada masing-masing siswa. Ada lima tingkatan yang diterapkan dalam model pembelajaran tersebut. Pertama, level pemula, kemudian level huruf, kata, paragraf dan cerita. Setelah itu barulah mahasiswa KM akan mendampingin siswa sesuai level kemampuan sehingga akan lebih kelihatan progresnya.

“Setelah pengelompokan, pendampingan dan pengajaran oleh guru, barulah penilaian berkala, evaluasi dan refleksi bersama antaran pihak sekolah dan mahasiswa KM. Salah satu yang kelihatan dalam hal ini adanya perubahan praktik dari guru, mereka lebih peka dan kreatif dalam mengajar. Apalagi di masa pandemi, terjadi learninglos yang sangat rendah. Kehadiran dari model pembelajaran ini membantu kemunduran pembelajaran akibat pademi itu. Sehingga menjadi salah satu model yang dapat membantu learninglos. Ini adalah serangkaian konsep utuh yang kita tawarkan dan alhamdulillah mendapat apresiasi secara nasional,” pungkasnya. (Edo*)

Pos terkait