Bima, Suaraberadab.com – Namanya Alfani Wulandari. Wulan adalah panggilan kesehariannya. Ia lahir di Kananga, Kab.Bima pada tanggal 13 Februari 2001 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Ia merupakan anak perempuan satu-satunya yang berasal dari pasangan Mustamin dan Faridah. Dari kecil keluarganya adalah keluarga yang bahagia dan berkecukupan.
Ketika Wulan berumur 6 tahun, ia memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 10 Sila. Sampai ia kelas 2 SD hidupnya cukup tenang, Tapi ketenangan itu seketika hilang ketika ia beranjak naik ke kelas 3 SD, dimana saat itu seharusnya mendapat perhatian lebih dari keluarga terutama orang tua, tapi ia tidak mendapatkan itu.
“Yang saya dapatkan hanya ketidaktenangan ketika saya berada di rumah. Orang tua saya selalu bertengkar setiap hari, entah apa yang mereka tengkarkan. Setiap pulang sekolah yang seharusnya saya mendapat sambutan hangat dari orang tua tapi saya malah mendapati kedua orang tua saya bertengkar lagi. Pertengkaran itu terjadi kadang hingga malam hari. Saya ingat betul kala itu, abang saya mengajak bermain tenis meja pertama kali agar saya tidak melihat apa yang terjadi di rumah tersebut, padahal saya pun sudah menyadari maksud dari abang saya.” Ujarnya.
Menerima kenyataan bahwa orang tuanya telah resmi berpisah sangatlah berat untuk dirinya. Ia terpaksa harus memilih salah satu di antaranya, bersama siapa dia akan tinggal. Dan itu merupakan pilihan sulit untuknya, tapi sesulit apapun itu ia harus bisa mengambil keputusan. Keputusannya Ia memilih tinggal bersama sang ibu. Rasanya ia memang tidak bisa jauh-jauh dari Ibunya. Baginya Ibu adalah segalanya. Namun berpisah dari sang Abah pun sangat berat dan menyakitkan untuknya. Ya bagaimana tidak, Abah adalah cinta pertama untuk anak perempuannya.
Menjadi anak broken home tentu bukan menjadi impiannya. Namun, ia menjadi sedikit lebih tenang setelah mengenal tenis meja. ”Awalnya ya pasti sedih. Tapi ya mau bagaimana lagi itu sudah keputusan mereka. Dan juga saya sedikit lebih tenang ketika bermain tenis meja” tambah dia.
Kemudian setelah lulus dari sekolah dasar ia melanjutkan pendidikannya di SMPN 4 Bolo. Ia masih aktif berlatih tenis meja yang dilatih oleh gurunya saat duduk di bangku sekolah dasar. Seiring berjalannya waktu, ia mengawali karir bermain tenis meja dari perlombaan tingkat Kabupaten. Saat itu ia tampil di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (02SN) pada tahun 2014 saat kelas 1. “02SN dulu adalah pertandingan perdana saya, ya walaupun belum bisa membawa pulang medali,” terangnya. Namun ia tetap berlatih.
Selepas lulus dari Sekolah Menengah Pertama di tahun 2016. Ia melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Bolo. Saat itu ia masih teringat apa yang sudah terjadi di keluarganya. Ia tumbuh menjadi orang yang lemah, setiap pulang sekolah ia hanya mengurung diri di kamar sehingga ia sangat jarang berinteraksi dengan orang-orang sekitar. Namun lain halnya dengan di sekolah, di sekolah dia berusaha untuk seceria mungkin guna menutupi kesedihannya.
Seiring berjalannya waktu, Ia mulai bangkit lagi dan mulai bergabung dengan Klub Pingpong Bima Bersatu Maju dengan pelatih bernama Suherman S,H. MH. yang juga dosen di STKIP Taman Siswa Bima. Saat berada di klub, ia mengawali karir bermain tenis meja dengan mengikuti berbagai event seperti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), KEJURDA (Kejuaraan Daerah), PORPROV (Pekan Olahraga Provinsi) dan berbagai event lainnya seperti Sudirman Cup 1,2&3 , Kejuaraan tenis meja Se-pulau Sumbawa serta kejuaraan tenis meja Se-NTB.
Melihat potensi yang dimiliki perempuan berparas cantik itu, ketua PTMSI kabupaten Bima kala itu adalah Alm. Drs. H. Sudirman M.Si. menawarkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Kampus tercinta nya secara gratis sampai wisuda. “Saat itu saya masih duduk di bangku SMA kelas 3. Ditawari oleh beliau beasiswa sampai wisuda. Saat ditawari beasiswa itu saya sudah mendaftar SNMPTN jalur raport dan alhamdulillah nya saya diterima di Universitas Mataram jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Namun, saat itu perekonomian ibu saya tidak memungkinkan saya untuk berkuliah. Sempat patah semangat, mogok makan juga. Pada akhirnya saya memutuskan untuk berkuliah di STKIP Taman Siswa Bima secara gratis sampai wisuda dengan ridho dari ibu. Ridho Allah, ridho orang tua juga” Ungkapnya.
Alm. Drs.H.Sudirman M.Si adalah orang yang membangun kembali harapanku yang pupus dan semangat yang patah. “Setiap kali latihan, Pulang dengan uang saku, makan ditanggung. Bukan hanya itu, Saya bisa kuliah gratis hingga wisuda dengan bermodalkan hobby yang dimiliki Lewat ajukan beliau. Jika menikah, Beasiswa hangus itulah yang sering dikatakan beliau. Jika diceritakan banyak sekali kebaikan-kebaikan yang beliau tabur. Terimakasih untuk Ayahanda Drs. H. Sudirman M.Si”. Tambahnya.
Saat ini perempuan manis yang juga disapa dengan Wulan bintik ini merupakan mahasiswa semester tujuh. Banyak hal yang ia pelajari, banyak kesibukkan yang harus ia management dengan baik. Dengan masuknya ke Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris ia berharap kelak akan membekali dirinya keterampilan bahasa inggris yang baik dan fasih dalam menggunakan bahasa inggris. “Saya memiliki minat tinggi yang mendorong saya untuk belajar lebih detail dan konsisten mengenai jurusan pendidikan bahasa Inggris, karena Bahasa Inggris itu mudah teman-teman, kita hanya perlu berlatih, berlatih dan berlatih.” Ujarnya.
Mahasiswa semester tujuh ini selain fokus untuk bimbingan skripsi, dia juga fokus dalam berlatih tenis meja, karena pada tanggal 18-24 februari yang akan datang ia akan bertanding dalam event PORPROV XI NTB 2023 yang akan berlangsung di Mataram. Dalam hal ini pastinya butuh manajemen waktu yang baik. “Alhamdulillah, waktu untuk akademik dan non akademik selalu saya prioritaskan karena akademik dan non akademik harus bisa sejalan. Kadang selagi saya berlatih dan ada waktu luang, ditangan saya pasti pegang secarik kertas”. Terangnya.
Dalam prodi pendidikan bahasa Inggris, ia mengenal orang-orang hebat yang senantiasa memberikan support dan motivasi yang luarbiasa kepadanya. Salah satunya yaitu Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris, Ramli, M.pd. “Beliau adalah Kaprodi juga dosen bahasa inggris yang berkualitas dan berketerampilan baik dengan segudang prestasi. Beliau adalah panutan saya untuk bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya, belajar untuk konsisten, komitmen dan disiplin adalah kuncinya kata beliau sehingga saya bisa ujian Seminar proposal hari ini tanggal 6 Januari 2022, .” Tambah dia
Motivasi dalam hidupnya adalah ingin menunjukkan pada orang tua nya bahwa dia bisa lebih baik dari orang tuanya. “Jika kamu adalah anak broken home, jangan berkecil hati karena keadaan orang tua yang bercerai. Broken Home bukan akhir perjalanan meraih mimpi, melainkan awal untuk meraihnya. Jiwa yang kuat akan menjadikan masalah sebagai motivasi untuk maju menjadi lebih baik dari keterpurukan. Pahit manisnya kehidupan itu hanya sebuah rasa, kita memang tidak bisa mengubah takdir yang sudah terjadi tetapi kita memiliki kesempatan sukses di kemudian hari. Kamu harus tetap semangat mengejar cita-cita, jadikan mental sekuat baja untuk membuktikan kepada semua orang yang mengucilkan latar belakang kita dengan bersungguh-sungguh meraih mimpi dalam lautan prestasi.” Ungkapnya [US*]