Gelar Kuliah Umum, BEM REMA Tamsis & Yayasan Kadar Menghadirkan Doktor Lulusan Amerika

Kota Bima, Suaraberadab.com – Sabtu 19 November, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP Taman Siswa Bima menggelar kuliah umum. Kuliah umum diadakan di aula kampus dua. Peserta kegiatan berjumlah 114 mahasiswa.

Kegiatan kuliah umum berhasil dilaksanakan karena adanya kerjasama. Kerjasama antara dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan Andy Eddy, M.Pd., Yayasan Kabua Dana Rasa, dan BEM kampus dua STKIP Taman Siswa Bima.

Kuliah umum yang berlangsung satu jam lebih sangat bermakna bagi mahasiswa. Pada kegiatan itu kedua narasumber memberikan pengetahuan dan motivasi baru.

Kuliah umum diawali oleh motivasi yang diberikan oleh Dr. Aslan. “Saya berasal dari salah satu pulau kecil di Sulawesi, pulau Gebe, dan berhasil kuliah di Amerika.” Ungkapnya “Kalau teman-teman yakin bisa, pasti bisa, tidak ada yang tidak bisa di dunia ini.” Lanjutnya.

Mahasiswa mendapatkan pengetahuan baru tentang konservasi lingkungan. “Kita tidak bisa menghentikan kerusakan lingkungan, tapi kita bisa menghambatnya.” Jelasnya. “Kita tidak bisa mengembalikan alam yang rusak, tapi kita bisa memperbaiki lingkungan.” Lanjutnya

Hasil galian tambang atau tambak dapat dimanfaatkan kembali. “Kita bisa me menggunakan sisa lahan tambang dan tambak dengan hal yang bermanfaat. Kita bisa membuat kolam ikan, bekas tambak kita bisa tanami mangrove.” Ungkap pria dengan postur tinggi itu di depan mahasiswa.

Pada kesempatan itu, Dr. Aslan juga menawarkan kerja sama dalam bentuk magang dan studi banding. “Teman-teman semester 4, tahun kedua, tahun ketiga, bisa mengajukan magang di tempat kami.” Ucapnya. “Teman-teman juga bisa mengajukan studi banding, tinggal bersurat, nanti akan kami fasilitasi.” Sambungnya.

Kegiatan kuliah umum dilanjutkan dengan diskusi. Pertanyaan pertama berasal dari M. Syafiullah. “Bagaimana cara merevitalisasi tambak?”

“Tambak itu punya umur maksimal sekitar 10 tahun. Merevitalisasi tambak di Kalimantan lebih mudah daripada di Jawa, karena umurnya lebih muda.” Jelasnya kepada mahasiswa. “Tambak di awal biasanya diisi dengan udang, setelah udang bisa dengan bandeng, karena bandeng punya daya tahan yang lebih kuat.” Ucap pria lulusan Amerika itu

“Jika bandeng sudah tidak bisa, bisa diganti dengan garam. Kalau sudah tidak bisa lagi, maka saatnya direstorasi. Cara mereset orasinya adalah dengan menanam mangrove.” Ucapnya menutup jawaban tentang cara merevitalisasi tambak.

Pertanyaan kedua, datang dari Nurhayati. Pertanyaannya tentang bagaimana bekal atau kesiapan yang harus kita siapkan untuk menyambut masa depan yang baik pula?

“Sibukkan diri. Sibukkan diri dengan hal yang bermanfaat. Ambil fokus, tentukan fokus yang ingin dicapai. Manajemen waktu, harus tentukan waktu belajar dan bermain. Persistensi, never give up. Bikin target-target, bikin road map.” Ungkapnya saat memotivasi mahasiswa. (RjA*)

Pos terkait