Bima, suaraberadab.com – Cahaya dini hari menyapu Masjid Al-Baroqah Sudirman, Sabtu, 23 Agustus 2025. Jemaah mulai memadati saf. Menyiapkan hati dan jiwa dalam rangkaian Subuh Berjemaah XXI yang digelar STKIP Taman Siswa (Tamsis) Bima.
Lebih dari 60 jemaah hadir, dari civitas akademika, mitra pondok pesantren, hingga masyarakat sekitar. Membawa suasana yang hangat di bawah atap kebersamaan.
Selepas salat, suasana hening berubah menjadi ruang dialog rohani. Pimpinan Pondok Pesantren Utsman bin Affan (UBA) Dompu, Ustaz Zainuddin menyampaikan ceramah.
Dipandu Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., penceramahan memulai kajian bertajuk “Karakter Beradab Pemimpin Pembelajaran”.
“Pemimpin sejati tidak hanya ditakar dari intelektualitas, tapi dari adab yang ia bangun,” tegas Ustaz Zainuddin.
Ia merujuk pada kisah Nabi Adam a.s., yang diberi amanah ilmu, Nabi Musa a.s., yang ditempa kesabaran dalam kepemimpinan. Serta, Nabi Muhammad saw., teladan utama dalam membangun peradaban berbasis kasih sayang.
Pesan ini, menurutnya, relevan bagi pendidik dan mahasiswa yang kelak menjadi guru. “Mengajar bukan hanya menyampaikan materi, tapi mendidik dengan adab. Karena adab yang benar akan melahirkan generasi berilmu sekaligus berakhlak,” tambahnya.
Subuh Berjemaah di STKIP Tamsis Bima bukanlah agenda baru. Sejak beberapa tahun terakhir, program ini menjadi ruang bertemu antara ilmu, iman, dan masyarakat.
Beberapa kali kajiannya sempat terangkat ke media. Pada edisi XVII, ceramah subuh mengangkat tema tentang ikhlaq al-karimah dalam kehidupan mahasiswa. Kemudian XIX, menekankan pentingnya spiritualitas dalam menuntun arah pembangunan daerah.
Dan kini, edisi XXI, giliran Pondok Pesantren UBA Dompu memberi warna, meneguhkan sinergi kampus-pesantren dalam menanamkan nilai beradab. Tradisi ini membuktikan bahwa kampus bukan sekadar ruang akademik, tapi juga pusat penguatan moral dan spiritual masyarakat.
Usai ceramah, jemaah tak langsung bubar. Hidangan sederhana yang dilanjutkan dengan tukar pandangan antara dosen, masyarakat, dengan pengasuh pesantren. Subuh itu, ilmu bertemu rasa, dan ukhuwah menemukan makna.
Subuh Berjamaah XXI akhirnya tidak hanya menambah pahala ibadah, tapi juga memperkuat makna pendidikan sebagai ikhtiar membangun peradaban.
STKIP Taman Siswa Bima kembali meneguhkan sebagai kampus yang tidak lelah menghadirkan pencerahan di kelas, tetapi juga di masyarakat, maupun di ruang-ruang spiritual.