Bima, Suaraberadab.com – Nurhidayah Turahman, akrab disapa Daya, lahir di Tonggorisa pada 11 Desember 2002. Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, ia merupakan buah hati pasangan Ahmad dan ST. Nurmi.
Keluarga sederhana ini memiliki latar belakang petani, dengan sang ayah sebagai petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Dari lingkungan ini, Daya tumbuh dan belajar menghayati nilai-nilai kerja keras dan ketekunan.
Mengawali pendidikan di SD Negeri Inpres Tonggorisa, Daya kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 3 Woha, sebelum menuntut ilmu di jenjang SMA di MAN 2 Kota Bima.
Lulus dari MAN 2, ia memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi di STKIP Taman Siswa Bima pada tahun 2020. Meski sempat merasa minder sebagai mahasiswa baru, Daya berusaha beradaptasi dengan lingkungan kampus dan membulatkan tekadnya untuk berani menghadapi tantangan baru.
Pada tahun 2021, ia mengenal olahraga petanque, sebuah cabang olahraga baru yang diperkenalkan di kampusnya. Setelah beberapa bulan latihan, ia mengikuti kompetisi petanque tingkat Pulau Sumbawa yang menjadi ajang pertamanya.
Meski belum berhasil menang, kegagalan itu justru memacu semangatnya untuk berlatih lebih giat. Upayanya berbuah manis saat ia lolos seleksi Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Nusa Tenggara Barat ke-XI di Mataram pada Februari 2023, dan berhasil meraih juara ketiga.
Selain berprestasi dalam bidang olahraga, Daya juga menunjukkan minat dalam dunia pendidikan. Pada tahun 2022, ia terpilih dalam Program Kampus Mengajar angkatan ke-4 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Berbekal antusiasme, ia mengajar di SD Ntonggu Baru. Meski awalnya gugup, pengalaman ini membentuk keterampilannya dalam mengajar dan memperkuat keyakinannya untuk berkontribusi pada pendidikan.
Pada tahun yang sama, Daya juga menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ntonggu, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, di mana ia turut mengabdi kepada masyarakat setempat. Setelah KKN, tantangan lainnya datang ketika ia harus menyelesaikan skripsi.
Bimbingan dan revisi yang tak jarang membuatnya nyaris putus asa. Namun, dorongan dari kedua orang tuanya memberinya semangat untuk terus berjuang hingga akhirnya ia diwisuda pada 28 Oktober 2024.
Melalui perjuangan dan kerja kerasnya, Nurhidayah Turahman berhasil meraih impian. Bagi teman-temannya yang mungkin merasa minder atau pernah mengalami kegagalan, Daya berpesan agar jangan pernah takut mencoba lagi. Baginya, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari kesempatan baru. (Tim)