Bima, Suaraberadab.com – Ketua STKIP Taman Siswa (Tamsis) Bima membuat haru peserta saat menyampaikan sambutan. Sambutan disampaikan di gedung beradab pada Rabu, 10 Juli 2024.
“Kita kedatangan tamu yang saya kagumi ketika saya S1. Kali ini adalah kali pertama hadir di Tamsis. Sejak menjadi murid, saya banyak belajar. Saya agak sedikit terharu mengingat beliau sempat diuji dengan ujian yang sangat besar.” Ucapnya dengan suara terbata-bata.
Gelaran acara dengan tema “La Rimpu Goes to School” itu dimulai pukul 09.00 WITA dengan pembukaan yang khidmat. Diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Tamsis, serta pembacaan doa.
Pria yang baru tiba dari Tanah Suci itu juga mengungkapkan rasa kagumnya terhadap tamu undangan, yang pernah menjadi inspirasinya saat masih kuliah S1. “La Rimpu ini saya sudah sangat sering mendengar giatnya di sosmed. Terima kasih di sini untuk menginspirasi kami,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, pria jebolan doktor UI itu juga menekankan pentingnya membangun perempuan Bima dan mengapresiasi program La Rimpu yang dinilai sangat bermanfaat.
Pembina La Rimpu, Prof. Wahid sebagai pembina La Rimpu menekankan bahwa STKIP Taman Siswa Bima adalah institusi yang membawa warisan berharga bagi pendidikan di Bima.
“Kami banyak dengar ceritanya, bahwa Tamsis telah banyak membawa legacy. Kampus ini dibangun oleh satu orang dengan keberanian dan tekad,” katanya.
Pembina juga mengajak seluruh peserta untuk berkolaborasi dalam membangun peradaban dan perdamaian melalui La Rimpu.
Acara ini kemudian dilanjutkan dengan penyerahan plakat sebagai simbolis La Rimpu pernah menyambangi STKIP Taman Siswa Bima. Pengenalan profil La Rimpu dilakukan oleh program officer La Rimpu, di mana program-program inovatif dari La Rimpu dijelaskan secara rinci.
La Rimpu, yang baru berumur enam tahun, telah bekerja sama dengan berbagai lembaga nasional dan internasional dan membuka peluang rekrutmen bagi semua yang ingin bergabung.
Diskusi yang dimoderatori oleh Pak Ramli, M.Pd., menjadi puncak acara. Diskusi ini menghadirkan berbagai pertanyaan mendalam dari peserta. Dimulai dari pertanyaan mengapa Bima dan perempuan dipilih sebagai pilot project? Hingga peran kaum akademisi dalam memutus mata rantai kejahatan narkotika di Bima.
Jawaban dari para pembicara memberikan wawasan yang mendalam dan memotivasi para peserta untuk terus berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.
Acara diakhiri dengan pembagian door prize bagi para penanya dan testimoni dari perwakilan masyarakat yang diberdayakan oleh La Rimpu.
Testimoni tersebut menggarisbawahi pentingnya kepemimpinan perempuan dan keberanian untuk bersuara dalam menghadapi masalah. Dengan semangat kebersamaan dan visi yang jelas, La Rimpu dan STKIP Taman Siswa Bima berkomitmen untuk terus menciptakan perubahan positif di Bima dan sekitarnya.
Ajakan terakhir dari Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si. adalah untuk terus berbuat sesuai kapasitas dan menjadikan setiap langkah sebagai kesempatan untuk berkontribusi.
“Mari berbuat sesuai kapasitas. Jangan hanya di rumah, mari kita bersama membangun peradaban,” tutupnya dengan penuh semangat. (RjA)