Pasca Temu Online, KUI STKIP Tamsis Bima Ikuti Workshop FORSITRA di Unram

Gambar (ist): Kepala KUI STKIP Taman Siswa Bima, Ramli, M.Pd., saat di lokasi kegiatan, Unram, Selasa (27/9/2022)

Mataram, Suaraberadab.com – Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) STKIP Taman Siswa Bima (Tamsis Bima) mengikuti kegiatan workshop FORSITRA (Forum Komunikasi dan Kemitraan) Perguruan Tinggi se-Nusa Tenggara Barat di Universitas Mataram (Unram). Kegiatan tersebut merupakan program kelanjutan dari pertemuan Online STKIP Tamsis Bima dalam agenda sosialisasi dan diseminasi kolaborasi dan mobilitas internasional universitas belum lama ini.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membangun komunikasi serta kolaborasi antara perguruan tinggi se-NTB dalam menjawab tantangan perkembangan dalam dunia Pendidikan. Khususnya dalam perguruan tinggi, di era revolusi 5.0 harus mampu berkolaborasi dalam berbagai kegiatan tri darma perguruan tinggi,” ungkap Kepala KUI STKIP Tamsis Bima, Ramli, M.Pd., pada rilis yang dibuatnya.

Kegiatan yang dilaksanakan di aula FKIP Gedung A Lantai 3 di Universitas Mataram tersebut dihadiri oleh puluhan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Kegiatan yang dilaksanakan pada 27-28 September 2022 itu didesain dengan beberapa model kegiatan.

“Di hari pertama difokuskan pada kegiatan sharing terkait pemahaman tentang bagaiamana model serta tekhnik pembukaan dan pelaksanaan kelas-kelas internasioanl dalam perguruan tinggi, kemudian bagaimana menginternasionalisakan program-program kemitraan baik dalam lingkup MBKM maupun kegiatan- kegiatan kolaborasi lain, dan di akhir hari pertama kegiatan ditutup dengan pembagian rencana (form) Gugus kerja sama di setiap perguruan tinggi,” tulisnya.

Kegiatan yang melibatkan seluruh KUI di setiap perguruan tinggi tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan dan kemajuan perguruan Tinggi khususnya di wilayah BIMA. Pada kegiatan itu kampusnya menjadi salah satu peserta.

“Kami berkoordinasi dalam forum dengan beberapa perguruan tinggi tersebut, terkait bagaimana seluruh MoU. Tidak saja menjadi bahan yang dihitung secara administratif semata. Namun kerja-kerja kolaborasi dari seluruh perguruan tinggi dalam implementasi nyata. Saatnya kita harus berbenah dan memulai dengan real action,” lanjutnya.

Sementara di hari kedua, kegiatan didesain menjadi lebih fokus.  Konsep kegiatan adalah Focus Group Discussion. Hal yang didiskusikan yaitu pembentukan nama dan gugus kerja sama, penyusunan program-program kerjasama internasional dari seluruh perguruan tinggi se NTB dan Pengembangan kegiatan Pendidikan (pengajaran), penelitian dan pengabdian yang dibingkai dalam level internasional.

“Kegiatan ditutup dengan penandatanganan MoU sebagai awal mula kerjasama secara internasional,” tutupnya. (RF*)

Pos terkait