Bima, Suaraberadab.com – Gayung bersambut, setelah lolos hibah pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tahun 2020. Kemudian hibah pengembangan kurikulum MBKM di 2022. Kini Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sukses menjemput hibah bantuan PDK dengan bermitra dengan Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Melalui hibah tersebut, MoU MBKM yang pernah ditandatangani, chemistry kedua institusi pendidikan ini terus menguat.
Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., turut bangga dengan kesepahaman program antara Prodi PGSD Tamsis dan Prodi PGSD FKIP UMMAT. Menurutnya, kerjasama harus dilakukan secara konsisten dan tidak hanya hitam di atas putih (MoU, red).
“Salah satu indikator masyarakat memilih kampus yaitu dari publikasi. Publikasi paling populer yaitu facebook. Kepercayaannya masyarakat tahun ini sangat tinggi untuk Prodi PGSD (Tamsis),” jelasnya saat menyampaikan sambutan di kegiatan pembukaan pelaksanaan PDK secara Daring via Zoom, Selasa (20/08/2024).
Dirinya berharap, kolaborasi tersebut tidak hanya berhenti di dosen yang memperoleh mata kuliah hibah. Akan tetapi tetap berlanjut untuk dosen-dosen lainnya. “Saling memudahkan dan memperkuat kerjasama dan kolaborasi baik dari internal maupun eksternal,” tutupnya.
Sebelumnya, Dekan FKIP UMMAT, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si., mengaku merasa sangat terhormat diajak kerjasama dan saling memberikan kontribusi untuk pendidikan oleh STKIP Tamsis Bima.
“Kerjasama ini adalah keniscayaan. Menjadi sesuatu yang sangat penting. Kerjasama untuk visi misi ke arah yang sama. Saling menguatkan dan merekatkan satu sama lain,” paparnya.
Sebagai kelompok akademisi, dirinya mengingatkan untuk tidak lupa melaksanakan publikasi. Hal tersebut sebagai langkah untuk menebar pesona dan eksistensi. Baginya, publikasi menunjukkan keberadaan.
“Platform-platform yang ada dimanfaatkan untuk kegiatan seperti ini, memanfaatkan momentum yang ada. Prodi PGSD memang sangat diminati saat ini. Karena, kita harus mempersiapkan fasilitas yang memadai untuk calon pendidik,” terangnya.
Dekan FKIP UMMAT itu juga mengajak untuk menyebarkan informasi positif ke masyarakat. Guna mendapatkan kepercayaan. “Semoga ada kesempatan lain untuk bisa kerjasama kembali,” harapnya.
Sementara itu, laporan Ketua Program Hibah Bantuan PDK 2024 yang disampaikan oleh Adi Apriadi Adiansha, M.Pd., lebih menjelaskan terkait pelaksanaan Bimtek dengan Belmawa sudah dilakukan beberapa kali. Selama pelaksanaan Bimtek berdasarkan hasil review tidak ada kendala, baik dari capaian luaran, peta, LOM, RPS.
“Bimtek perkembangan LMS SPADA Indonesia, tidak ada kendala berdasarkan hasil review selama Bimtek. Matakuliah yang diusulkan yaitu Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesi SD. Mahasiswa sejumlah 20 orang dari prodi PGSD. 10 mahasiswa dari STKIP Taman Siswa Bima dan 10 mahasiswa dari UMMAT,” lapornya.
Untuk Dosen pengampu matakuliah dari STKIP Tamsis Bima, yaitu Nunung Fatimah, M.Pd. sedangkan dari UMMAT yaitu Syafruddi Muhdar, M.Pd. Pembagian jadwal mengajar untuk masing-masing dosen 50%. Pertemuan 1-8 Nunung Fatimah dan 9-16 Syafruddin Muhdar.
“Perkuliahan akan dilaksanakan pada awal September 2024 dan dalam 1 minggu terbagi dalam 2 sesi per perkuliahan. Dosen pengampu dari kedua kampus mendapatkan SK Mengajar dari STKIP Taman Siswa Bima dan UMMAT. Dokumen yang sudah dibuat, standar, MoU, POB dan SOP, Buku Panduan, Instrumen Monitoring. Sekarang sedang menyusun RTL dari dokumen yang sudah disusun. Mahasiswa mendapatkan sertifikat dengan ditanda tangani oleh Direktur BELMAWA,” paparnya.
Sebagai tambahan informasi, Program PDK memiliki sejumlah tujuan. Pertama, meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjasama antar perguruan tinggi. Kedua, mendukung pencapaian IKU Perguruan Tinggi 2, 3, 6, dan 7, terutama IKU 7 yang mencakup pengembangan mata kuliah dengan pendekatan pemecahan kasus. Ketiga, mendorong perguruan tinggi untuk merintis dan terus melakukan inovasi-inovasi pembelajaran berbasis jejaring (networked education).
Keempat, mendukung pembelajaran lintas disiplin melalui pendekatan kolaboratif dan kolektif dengan memanfaatkan IPTEKS. Kelima, mendorong perguruan tinggi untuk terus berinovasi dalam pembelajaran pada era Industri 4.0. Keenam, menghasilkan beragam model pembelajaran berbasis TIK yang mampu meningkatkan keterlibatan (engagement) dan menjawab tantangan revolusi Industri 4.0. dan terakhir, mendorong perguruan tinggi untuk terus berinovasi dan meningkatkan kemampuan lulusannya. (tim)