Bima, Suaraneradab.com – STKIP Taman Siswa (Tamsis) Bima kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan di Kabupaten Bima dengan menggelar kegiatan Penandatanganan MoU dan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Identifikasi Model dan Indikator Evaluasi Program Literasi Numerasi” pada 8 Agustus 2024 di Gedung Beradab Tamsis Bima.
Acara ini dihadiri oleh 55 peserta yang terdiri dari 6 perwakilan Dikbudpora, 1 perwakilan BAPPEDA, 13 pengawas SD, 8 kepala sekolah SD, 16 guru matematika, 2 pegiat literasi-numerasi, 7 dosen pendidikan matematika, serta 2 perwakilan praktisi dan pakar pendidikan dasar.
Dalam sambutannya, Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., menekankan pentingnya kemitraan yang berkelanjutan untuk delapan tahun ke depan, yang telah melahirkan banyak narasumber dan dosen berprestasi di bidang literasi.
Beliau juga mengungkapkan rasa bangganya atas peningkatan animo masyarakat terhadap STKIP, dengan jumlah pendaftar yang telah mencapai lebih dari seribu mahasiswa. Hal itu mencerminkan kepercayaan masyarakat Bima terhadap kampus ini.
Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima, Zunaidin, S.Sos., M.M., mengapresiasi kontribusi STKIP Taman Siswa dalam mencetak mahasiswa unggul dan menegaskan dukungannya terhadap pembukaan Program Studi PAUD di Tamsis. Beliau menyoroti pentingnya kualitas pendidikan yang lebih baik untuk mengatasi kekurangan guru di Kabupaten Bima.
Pada kegiatan itu, pria yang tampil dengan balutan tenun Bima itu meyakini hingga 2026 tidak ada lagi kekurangan tenaga pendidik. Ia juga memaparkan tentang perjuangannya membangun dan membuka jalan bagi guru-guru di Bima. Mulai dari berkomunikasi dengan menteri, pemerintahan daerah, hingga pemerintahan desa.
Acara puncak berupa penandatanganan MoU antara STKIP Taman Siswa Bima dan Dinas Dikbudpora menjadi simbol kuat dari komitmen bersama dalam memajukan literasi dan numerasi di Bima. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Maman M.Pd. dengan matreri “Sistim Monev program Literasi-Numerasi di Sekolah Dasar” kemudian dilanjut dengan materi dari Arif Hidayat, M.Pd. “Program GLS-Numerasi di Sekolah Dasar”.
Kegiatan diskusi dimulai dengan FGD, LK dan refleksi yang dipandu oleh Ruslin, M.Pd. Diskusi intensif itu menghasilkan draf model evaluasi program dan indikator-instrumen evaluasi yang diharapkan dapat menjadi standar keberhasilan Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Numerasi di sekolah dasar. (Tim)