Mengintip Kemeriahan Milad 15 Tahun Tamsis: Dari Jalan Santai Hingga Gebyar dan Hiburan

Gambar (tim): peserta Outbound dalam rangka 15 tahun STKIP Taman Siswa Bima yang digelar di Taman Kalaki, Kab. Bima, NTB, Sabtu (08/10/2022)

Sudah menjadi tradisi bagi “Kampus Merah” setiap tahunnya. Ada saja yang beda. Tahun lalu ada lomba lari Maraton 10 kilometer, bulutangkis hingga lomba memasak. Tahun ini, kampus dengan moto Education for Civilization ini menggelar acara yang tak kalah meriahnya. Antara lain, lomba volleyball antar SMA, jalan santai hingga gebyar dan hiburan. Hal ini tidak terlepas dari pikiran progresif sang nahkoda, Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi.

*Catatan Edo

STKIP Taman Siswa Bima tahu caranya membangun ukhuwah antar Civitas Akademika. Tak perlu mewah-mewah, cukup dengan kegiatan sederhana seperti olahraga ringan. Dan ini menjadi ramuan mujarab yang mampu memupuk harmonisasi dan kebersamaan para pegawai dan dosen setempat.

Gagasan dan ide positif yang dicurahkan ketua lembaga ini, sangat progresif. Tak heran keakraban dalam lingkaran kampus setempat sangat kokoh yang kini dikemas dalam bingkai kekeluargaan. Terlebih lagi dalam kegiatan jalan santai yang dilaksanakan hari ini (Sabtu, 8 Oktober 2022), momennya sangat pas, karena bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tentunya ini bukanlah kebetulan. Tapi, ada buah pikiran pemimpin di dalamnya.

Jalan santai yang diikuti pegawai dan dosen ini begitu semarak. Terlebih, mereka mengajak keluarganya masing-masing. Tak hanya itu, Jalan santai yang mengambil titik star Taman Kalaki menuju Taman Panda dan kembali ke Taman Kalaki itu juga menawarkan hiburan. Baik anak-anak hingga orang dewasa. Seperti outbound, bagi-bagi doorprize hingga karaoke.

Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian kemeriahan Milad Tamsis 2022. Sebelumnya juga sudah digelar lomba volleyball antar siswa SMA se Pulau Sumbawa yang berjalan sukses dan semarak.

Kampus Pendidikan kebanggaan Kabupaten Bima itu, kini sudah berusia 15 tahun. Jika melirik sejarahnya, begitu banyak gelombang yang melintang. Hanya saja, para founding fathers pendiri kampus, bak karang di lautan. Tak pernah gentar meski kerap diterpa badai gelombang.

Hingga seiring berjalannya waktu, kampus yang memiliki semboyan “Jas Merah di Dadaku” ini menjelma sebagai perguruan tinggi pendidikan terkemuka di Bima Raya dan menjadi salah satu kampus yang telah berbicara banyak di pentas internasional.

Bahkan, dosen dan alumni setempat merupakan jebolan kampus-kampus luar negeri. Tak pelak membuat perguruan tinggi ini dijuluki sebagai Kampus Beradab Go Internasional.

Dalam rentang waktu tujuh tahun terakhir pasca peralihan kepemimpinan dari Drs. H. Sudirman Ismail, MSi ke putra sulungnya Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi, ternyata membawa perubahan besar buat kampus Tamsis. Baik di bidang keilmuan (akademik), adab (sikap) hingga olahraga (prestasi). Semua kesuksesan itu digendong sendiri oleh ketua STKIP Tamsis dengan dibantu sang adik, Muslim, S.Sos sebagai Ketua Yayasan.

Kini, STKIP Tamsis menjadi kampus yang diperhitungkan di kancah nasional dan internasional. Hasil yang diraih selama ini merupakan buah dari pemikiran progresif sang nahkoda dan semangat kekeluargaan yang mengakar dalam diri para dosen dan pegawainya. Tentunya, di masa-masa akan datang kampus yang telah ditancapkan oleh Drs. H. Sudirman Ismail, MSi  bersama belahan jiwanya, Hj. Suharni, SPd ini akan terus mencetak lulusan yang berilmu, beriman dan berprestasi demi kemajuan daerah dan bangsa kedepan.

Ketua STKIP Tamsis, Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi pada momen tersebut menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan upaya dalam mempererat persaudaraan di lingkungan kampus dengan mengambil tema “Kasabua Ade, Kasama Weki dan Meci Angi”.

Kegiatan diawali dengan mendoakan para pendiri kampus, mendoakan pada keluarga besar Tamsis yang sedang sakit dan juga mendoakan para suami istri yang ditinggalkan oleh bapak/ibu dosen yang sedang lanjut studi doktor.

“Pesan dari tema jalan sehat kali ini, mengajak keluarga besar Tamsis untuk menyatukan, menata hati agar tidak mudah digoda, tergoda oleh arus materialistik di era liberalisasi,” ujar doktor jebolan Universitas Indonesia ini.

Menurut Dr. Ibnu, tema Kasama Weki dan Meci Angi agar dalam mencapai tujuan mengedepankan kolaborasi bersinergi untuk mewujudkan visi dan misi.

“Kegiatan ini sebenarnya telah direncanakan dua tahun lalu tapi ternyata baru bisa diwujudkan di usia ke 15 ini. Kita berharap keluarga besar Tamsis baik yang sudah berumah tangga dan yang belum bisa terus memegang spirit dari tema kali ini,” pungkasnya. (*)

Pos terkait