Tim Gemar Literasi dan BPMP NTB Joint Monitoring  Penerapan TaRL di Langgudu

Tim Gemar Literasi, BPMP NTB, INOVASI dan Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima saat Joint Monitoring di Langgudu, Kamis (12/8/2022). Foto FH.

Bima, Suaraberadab.com— Tim Gerakan Masyarakat Sadar (Gemar) Literasi bersama Badan Penjamin Mutu Pendidikan, Nusa Tenggara Barat  (BPMP NTB) dan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Bima memantau secara bersama (joint monitoring) pola pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan siswa (Teaching at the right level /TaRL) Sekolah Dasar (SD) 2 Rupe Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima, Kamis (11/8/2022).

Pemantauan bersama (joint monitoring) juga dimanfaatkan sebagai momentum berbagi  cerita baik dengan guru dan kepala sekolah sasaran Gemar Literasi di Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima.

Bacaan Lainnya

Kepala Bidang Guru dan Kependidikan (GTK) Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima, H Fatahurahman mengingatkan pentingnya kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Untuk itu, guru harus inovatif dan memiliki kreativitas.

Hal penting yang lain yang harus ada dalam lingkungan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kepala sekolah (leader) memiliki kesadaran untuk meningkatkan kemampuan siswa di sekolah yang dipimpinnya.

Fatahurahman merespon positif jika sekolah mengalokasikan sebagain dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk melengkapi sarana pendukung di sekolah seperti jaringan internet nirkabel wireless fidelity (Wi-Fi), untuk mebeli laptop atau pendukung lain.

Dia juga mengingatkan sekolah tentang pentingnya sekolah menerapkan profil pelajar Pancasila.

“Berproses mengubah itu tidak mudah. Apalagi Kecamatan Langgudu ini kaya akan nelayan, ikannya, rumput lautnya. Tapi apakah cukup sampai di situ? Tanggung jawab kita bersama yang diharapkan kurikulum merdeka itu hanya untuk siswa. Tapi bagaimana siswa merasa nyaman, senang dan bahagia ketika ada di sekolah,” ujarnya.

Perwakilan BPMP NTB, Yudha Purwaka M.Or menjelaskan, tentang implementasi kurikulum merdeka (IKM)

“Saya tegaskan di sini Bapak-Ibu tidak perlu bingung lagi tentang IKM, kenapa? Apa yang sudah dilakukan SDN 2 Rupe ini adalah bentuk dari implementasi kurikulum merdeka itu,” ujar Yudha.

Dia menjelaskan,  prinsip –prinsip kurikulum merdeka di antaranya berkaitan evaluasi pendidikan atau assessment . evaluasi tersebut digunakan sebagai sebagai rujukan dalam memperlakukan siswa saat proses pembelajaran.

“Perlakuan dalam melakukan sebuah proses pembelajaran, penanganan atau pendampingan di dalam kelas,” ujar Yudha.

Metodo berikutnya kata dia, berkaitan pengelompokan atau diferensiasi. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan tingkat kemampuan siswa (level) serta berdasarkan minat dan bakat.

“Jadi, Bapak-Ibu beri pengelompokan dan Bapak-Ibu memberikan yang sesuai dengan tingkat bakat minatnya. Diharapkan Bapak-Ibu menjelajah, membuka. Bukan sekadar membuka video dan diskip-skip (dilewati) saja, tapi mengikuti secara runtut (berurutan) dari apa yang ada di fitur-fitur apa saja, yang ada di dalam IKM,” kata Yudha mengingatkan tenaga pendidik.

Menurutnya, guru harus masuk ke topik-topik yang ada dalam IKM.  “Mungkin untuk Bapak- Ibu di sekitar SDN 2 Rupe ini bisa belajar di SDN 2 Rupe,” ujarnya.

Selain pejabat Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima,  joint monitoring  juga diikuti perwakilan BPMP NTB, Manager Gemar Literasi Kabupaten Bima, Dr Syarifuddin M.Pd yang juga Wakil Ketua STKIP Taman Siswa Bima, dan District Officer INOVASI Pulau Sumbawa, Toha Arifin. [FH]

Pos terkait