Bima, Suaraberadab.com— Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis) Bima diajak kerja sama oleh Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam menggelar desiminasi hasil penelitian berkaitan kekerasan ideologi (violent extremism/VE) dan soft preventif melawan kekerasan brutal (Counter Violent Extremism/ CVE) pada awal Agustus 2022.
Desiminasi hasil penelitian akan digelar dua sesi, workshop pada Rabu, 3 Agustus 2022 bertempat di Ruang Beradab dan seminar pada Sabtu, 6 Agustus 2022 di Auditorium Sudirman STKIP Tamsis Bima.
Tim Penghubung Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM, Eka Ilham menjelaskan, PSKP UGM telah bertemu dengan Ketua STKIP Tamsis Bima, Dr Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si dan jajaran. Hasilnya disepakati workshop dan seminar akan digelar di kampus setempat.
STKIP Tamsis Bima menjadi mitra PSKP UGM dalam dua kegiatan tersebut, di antaranya memfasilitasi tempat kegiatan, masuk dalam unsur panitia, mengatur publikasi kegiatan serta menjadi salah satu narasumber di seminar.
Eka mengatakan, sesuai rencana, workshop isu peran perempuan dalam upaya pencegahan VE dan CVE akan digelar di Ruang Beradab STKIP Tamsis Bima. Jumlah pesertanya akan dibatasi 30 orang dengan melibatkan forum dan organisasi wanita seperti Aisyiah Muhammadiyah maupun Muslimat Nahdhalatul Ulama (NU) dan diupayakan akan dihadiri oleh penyintas atau istri eks Napiter di wilayah Kabupaten Bima maupun Kota Bima.
“Kita juga mengundang Ketua Majelis Ulama (MUI) Kabupaten Bima, TGH Abdur Rahim Haris MA. Saat melakukan penelitian, tim PSKP UGM telah bertemu dengan beliau,” ujar Eka saat dihubungi melalui sambungan layanan media sosial whatshapp, Kamis (28/7/2022).
Dijelaskan Eka, selama melaksanakan penelitian di Kota Bima dan Kabupaten Bima, tim PSKP UGM telah bertemu dengan istri penyintas dan Napiter, yaitu 16 orang di Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpunda Kota Bima dan eks Napiter di Desa Campa Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Jumiatun alias Umi Delima istri dari Napiter Asrak sekaligus mantan istri Amir MIT Poso,alm. Santoso alias Abu Wardah.
Hasil penelitian atau wawancara terhadap istri Napiter dan istri penyintas telah dirangkum oleh tim PSKP UGM dalam buku berjudul Agensi Perempuan dalam Lingkaran Ekstremismme Kekerasan, Narasi dari Poso, Bima, Lamongan dan Deli Serdang. Buku tersebut kemudian akan dibedah dan dibagikan saat kegiatan di STKIP Tamsis Bima. Sesuai rencana, kegiatan seminar yang akan berlangsung di Auditorium Sudirman STKIP Tamsis Bima akan melibatkan 70-100 peserta. Panitia juga akan mengundang stake holder berkaitan, di antaranya pimpinan Ormas dan MUI, pemerintah daerah, pimpinan ormas wanita dan pihak terkait seperti Polres Bima dan Kodim 1608/ Bima.
“Kebetulan ada 16 orang istri Napiter, mantan Napiter (penyintas) yang ditemui oleh tim dan satu orang di wilayah Kabupaten Bima. Saat menemui 17 orang tersebut, tim memberikan bantuan ala kadarnya. Untuk buku, nanti juga akan dibagikan saat kegiatan dan yang sudah ada di Bima ada 50 eksemplar buku,” ujar Eka.
Dijelaskannya, secara umum, penelitian dengan objek istri Napiter dan istri penyintas bertujuan untuk mencegah aksi-aksi kekerasan atas nama agama atau ideologi. Perempuan memiliki peran strategis dalam rumah tangga mencegah isu-isu kekerasan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan sebagai jembatan menemukan solusi agar istri Napiter dan penyintas tetap mendapatkan hak-hak sosialnya seperti layanan pendidikan dan kebutuhan ekonomi. Karena saat penangkapan terduga yang terlibat kasus terorisme, istri dari Napiter dan anggota keluarganya yang paling merasakan dampak secara sosial dan ekonomi maupun psikologi, termasuk potensi termaginalkan (dikucilkan) dari warga sekitar.
“Salah satunya harapannya, istri-istri dari Napiter mendapatkan hak-hak sosial dan layanan yang lain sebagai bagian dari warga negara,” ujar Eka.
Kegiatan desiminasi penelitian di STKIP Tamsis Bima diagendakan dihadiri oleh organisasi perempuan dan mahasiswa, termasuk istri penyintas. Adapun beberapa tim PSKP UGM yang terlibat dalam kegiatan penelitian hingga penyusunan buku, di antaranya Dr Muhammad Najib Azca, S.Sos dan Achmad Munjid, MA., P.h.D dan Rani Dwi Putri. [FH]