Kasus Kekerasan Seksual dan Amoral Kerap Terjadi, ini Saran Akademisi STKIP Tamsis

Ustadz Imanuddin, M.Psi.

Bima, Suaraberadab.com— Beberapa pekan terakhir, kanvas maya media sosial publik di Bima dan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada umumnya dihentak beberapa peristiwa yang mengiris hati, mulai dari perkosaan yang melibatkan orang tua kandung, laki-laki usia senja hingga kasus aborsi dan kasus panah misterius yang melibatkan anak di bawah umur.

Nah, akademisi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilum Pendidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis) Bima, Imanuddin M.Psi memiliki saran khusus atas tingginya kasus amoral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

“Faktor yang mempengaruhi terutama lingkungan. Seseorang yang berada di lingkungan kriminal, dia akan cenderung berprilaku dapat melakukan kriminal dan kurangnya pengawasan orang tua serta tidak harmonisnya hubungan korban dengan keluarganya,” kata Imanuddin melalui pesan layanan whatshapp kepada Suaraberab.com, Senin (20/6/2022).

Menurut alumnus Program Studi S2 Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ini, kondisi keluarga dan peran pengawasan orang tua sangat berpengaruh terhadap perilaku anak dan ancaman kasus kekerasan seksual dan segala bentuk tindakan amoral yang dapat dilakoni maupun berpotensi menimpa anak. Untuk itu, orang tua tidak boleh apatis terhadap pergaulan anak. Salah satu yang dapat dilakukan misalnya dengan terus menjaga harmonisasi dalam hubungan keluarga dan komunikasi yang intens dengan anak.

“Kasus perkosaan dan pelecehan seksual masih memakan korban baru, menciptakan pelaku baru, meskipun ancaman hukuman berat, tapi kasus perkosaan dan pelecehan seksual kerap terjadi. Salah satu faktor yang mempengaruhinya, 93 persen disebabkan korban tidak mau melaporkan kasus tersebut,” ujar pria yang akrab disapa Ustadz Imam Mujahid ini.

Dikatakannya, sikap apatis orang tua terhadap pergaulan anaknya akan mudah membuat anak menjadi korban kekerasan seksual. “Belajar dari sejumlah kasus yang terjadi di Bima (faktor utamanya) yakni pengawasan orang tua. Orang tua jangan memandang bahwa anak kita aman-aman saja, sedangkan lingkungan saat ini pada era kebebasan informasi saat ini, orang menggunakan HP dan media untuk mengakses film film porno,” ujar Ketua GAMIS Bima ini.

Menurut anggota Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kabupaten Bima ini, mencerdaskan moral anak juga penting, sehingga terlibat dalam berbagai kasus penyakit sosial kemasyarakatan.

“Anak-anak kita, moral anak kita begitu rusak, terjadi degradasi moral, terjadi perampokan, pembegalan termasuk perkosaan, terjadi karena rendahnya kesadaran moral mereka, sehingga mudah saja mereka melakukan kejahatan,” pungkasnya. [US]

Pos terkait