Gelar Yudisium Angkatan XVI Semester Genap, Ketua STKIP Tamsis Ingatkan Higher Order Thinking

Ketua STKIP Tamsis, Dr Ibnu Khaldun Sudirman M.Si Menyampaikan Sambutan saat Prosesi Yudisium Semester Genap TA. 2021/2022 di Ruang Beradab, Jumat (11/3/2022).

Bima, Suaraberadab.com— Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa (STKIP Tamsis) Bima menggelar yudisium angkatan XVI pada semester genap, Jumat (11/3/2022).

Kegiatan yang digelar di Ruang Beradab—Kampus Merah— STKIP Tamsis di Palibelo Kabupaten Bima ini diikuti puluhan mahasiswa semester akhir yang telah menyelesaikan seluruh kredit semester, termasuk tugas akhir.  Raut kebahagiaan terpancar dari wajah peserta yudisium dan dosen pembimbing saat prosesi berlangsung.

Surat Keputusan dan IPK terbaik peserta kemudian dibaca oleh Wakil Ketua STKIP Tamsis, Dr Syarifuddin M.Pd dan dilanjutkan pengukuhan peserta yudisium sebagai sarjana oleh Ketua STKIP Tamsis Bima, Dr Ibnu Khaldun M.Si. Setelah itu dilanjutkan pembacaan ikrar sarjana STKIP Tamsis.

Dalam sambutannya, Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr Ibnu Khaldun Sudirman M.Si mengatakan, pengukuhan sebagai sarjana dalam prosesi yudisium merupakan salah satu kenikmatan, selain agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.

“Alhamdulillah kita terus diberikan diberikan kenikmatan taqwa. Selain nikmat Islam, nikmat bisa selesaikan kuliah. Begitu tadi dikukuhkan sebagai sarjana, maka berubahlah status Anda dari mahasiswa menjadi sarjana. Perubahan status ini tetap berpegang teguh pada misi kenabian. Tadi Anda sudah membaca secara cermat sumpah sebagai sarjana,” ujar Dr Ibnu Khaldun dalam sambutannya.

Dikatakannya, setelah dikukuhkan sebagai sarjana, alumnus STKIP Tamsis harus mampu berpikir tentang masa depan dan memiliki visi ke depan. Salah satu yang harus dimiliki sarjana STKIP Tamsis yaitu cara berpikir adaptif atau menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan, termasuk kelak pada lingkungan kerja.

Menurutnya, intelektual tidak lagi semata menjadi sandaran dunia kerja. Karena kini orang pintar dapat ditemukan di mana-mana. Namun lebih dari itu, pasar kerja membutuhkan sarjana yang beradab. Salah satu yang harus dimiliki yaitu nilai-nilai kejujuran.

“Higher order thinking (keterampilan berpikir tingkat tinggi), lalu di pasar kerja bisa. Ketika mampu berpikir masa depan, maka harus berpikir adaptif. Kemampuan membawa diri, paling penting jujur. Sebab orang pintar banyak. Tetapi orang beradab itu tidak Anda temukan di mesin pencari google. Sekarang adab jadi rebutan di pasar kerja, nggak lagi hanya butuh orang pintar, pintar itu relatif,” ujarnya.

Menurut mantan Staf Ahli DPR RI ini, banyak tantangan kehidupan di tengah pandemi Covid-19. Namun iklim investasi dan berbagai geliat sektor industri pariwisata di Provinsi NTB menunjukan trend positif. Salah satunya event internasional MotoGP.

“NTB ini akan banyak tawaran tawaran perusahaan yang akan menggerakkan pasar kerja, Anda dalami dan kembangkan. Anda bisa jadi sarjana PGSD dan PJKR, tapi Anda bisa kembangkan tidak hanya dalam pendidikan,” ujar Dr Ibnu.

“Lulusan (STKIP) Tamsis ini sudah 6.000, diserap hingga di pendalaman seperti Papua dan NTT. Orang Bima ini adalah petarung, orang Bima itu mau jadi pemimpin meskipun profesinya guru. Senang banget, bahkan akan awet muda jika bisa membahagiakan teman. Harus mampu mencari peluang pasar kerja dan mengembangkannya,” lanjut doktor jebolan FISIP Universitas Indonesia ini.

Diisyaratkannya, wisuda tahun akademik 2021/2022 akan digelar jika telah memenuhi kuota minimal 150-200 peserta dan kemungkinan akan dibagi dalam beberapa kluster. “Kedua, kami berpesan kepada para lulusan ini segera memberikan kabar bergembira. Siapa tahu syarat menikah itu sudah sarjana,” katanya seraya berkelakar. [US]

Pos terkait