Bima, Suaraberadab.com-Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Taman Siswa Bima menelurkan terobosan baru dalam mendukung peningkatan kualitas lulusannya. Prodi yang kerap memberi warna baru di kampus Beradab tersebut kini meluncurkan program “Pekan Pengembangan Karakter” kepada mahasiswanya.
Program ini dalam rangka mengembangkan minat dan bakat serta meningkatkan skill mahasiswa di luar akademik. Pengembangan karakter tersebut sebagai jawaban atas pengaruh era digital dan modernisasi saat ini yang mengharuskan mahasiswa tidak saja fokus pada keilmuan sesuai jurusan, tapi juga perlu pengembangan kemampuan diri di bidang lain.
Mengawali program perdana ini, Prodi Matematika mengambil tema digitalisasi dan cara membuat konten kreatif dengan narasumber Firdaus, SPd yang merupakan staf Humas Bagian Video Konten STKIP Tamsis. Materi tentang tatacara mengupload video di youtube dan sebagainya itu diikuti seluruh mahasiswa semester 4. Rencananya, program ini akan terus berlanjut di setiap pekan dan mahasiswa akan mendapatkan sertifikat.
Ketua Prodi Matematika, Arif Hidayad, MPd menyampaikan, program tersebut sengaja digagas untuk menopang kemampuan dan skill mahasiswa. Sehingga mahasiswa benar-benar siap bersaing di pasar kerja karena didukung SDM yang unggul dan serba bisa.
“Setiap pekan pada hari Jumat akan ada kegiatan ini dengan tema yang berbeda. Nanti akan dikoordinir oleh HMPS Matematika,” ungkapnya.
Beberapa jenis kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain bimbingan teknis, seminar hingga kuliah umum. Sehingga setiap pekannya, Peodi tersebut mampu membangun brand. Selain itu, untuk tema per pekan akan diusulkan oleh dosen pengampu matakuliah dan mahasiswa pada Prodi tersebut.
“Mahasiswa akan mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan HMPS. Nah itu akan jadi syarat untuk ujian proposal. Kita akan lihat berapa jumlah sertifikat yang mahasiswa dapatkan,” papar Arif.
Sementara Wakil Ketua 1 STKIP Tamsis, Dr. Syarifuddin, MPd dalam sambutannya mengapresiasi upaya Prodi Matematika dalam pengembangan karakter untuk peningkatan kualitas mahasiswa. Diakui, terobosan tersebut sangat positif dalam menjemput dunia kerja yang semakin sengit sehingga dibutuhkan keahlian tambahan agar tetap bisa bersaing.
“Tentu dengan adanya skill tambahan, lulusan kita tidak selalu melamar pekerjaan, tapi pekerjaan yang akan melamar mereka,” pungkasnya. (Edo*)
