Bima, Suaraberadab -Mahasiswa Prodi PGSD STKIP Taman Siswa Bima menggelar kegiatan spektakuler untuk mengakhiri masa perkuliahan semester ganjil. Kegiatan pentas seni yang digagas sepenuhnya oleh seluruh mahasiswa semester V PGSD tersebut, berlangsung semarak dan sangat menghibur.
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Sudirman kampus setempat itu, sejumlah kreativitas yang dibalut kesenian dipamerkan oleh masing-masing mahasiswa di tiap kelas. Seperti akustik, puisi, tarian kontemporer, solo vocal, marawis, teather hingga pertunjukkan spektakuler yang sudah lama ditunggu-tunggu adalah nonton bareng film Layang-layang Putus yang dibintangi mahasiswa setempat dan menjadi salah satu mahakarya tim humas STKIP Tamsis dan Prodi Bahasa Inggris.
Pemutaran film pendek bercerita tentang perselingkuhan yang diadopsi dari film Layangan Putus tersebut rupanya mampu menghipnotis penonton. Tak ayal pertunjukan film ini menjadi salah satu yang dinanti.
Terlepas dari gemerlapnya penataan panggung yang memesona, juga terselip peran aktif dari jajaran Tim Humas kampus setempat yang belakangan ini terus memberikan warna untuk kemajuan kampus. Di bawah kendali Kabag Humas dan Protokoler Rizalul Fiqry, ternyata mampu menyulap berbagai kegiatan sederhana menjadi spektakuler.
Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh pendiri yayasan Taman Siswa Bima, Hj. Suharni, SPd. Di momen itu, istri mendiang Drs. H. Sudirman Ismail, MSi memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kreatifitas mahasiswa yang mampu mengkomparasikan pendidikan sekolah dasar dengan nilai-nilai seni.
“Ini sangat bagus. Saya adalah salah satu pecinta seni. Selama menjadi guru 39 tahun dan me jadi kepala sekolah selama 6 tahun, kegiatan kesenian ini sangat penting dikreasikan untuk pendidikan sekolah dasar. Karena dengan kesenian ini akan mampu menciptakan siswa yang kreatif dan inovatif di masa mendatang,” ujarnya, disambut riuh tepuk tangan penonton yang memenuhi seisi Auditorium.
Hj Suharni juga ikut bangga dan terharu melihat semangat mahasiswa dalam memajukan kampus dengan kegiatan-kegiatan positif.
“Mata kuliah kesenian seperti tari dan sebagainya sangat penting dalam pendidikan SD. Bahkan saya mengajarkan tari di SD. Yayasan akan terus mendukung kegiatan kesenian, kami akan membantu jika ada yang mengikuti lomba karena itu adalah kebanggaan kami sebab membawa nama baik kampus,” tuturnya.
Ketua Prodi PGSD, Ady Irawan SH MH yang memberikan sambutan juga ikut terkesima sekaligus bangga dengan semangat dan kesungguhan mahasiswa dalam menyuguhkan kegiatan semeriah itu. Ia juga mengapresiasi dosen mata kuliah kesenian yang sukses memberikan sentuhan seni pada mahasiswa.
Disamping itu, Ady bahkan memberi apresiasi khusus kepada mahasiswa PGSD Semester V yang juga merupakan inisiator kegiatan tersebut yang dinilai paling memiliki semangat. Serta menjadi salah satu penyumbang terbanyak mahasiswa yang ikut pada program MBKM.
“Saya bisa melihat potensi mereka dan mampu menyongsong era 4.0. Indikatornya, mereka menyumbangkan 80 persen mahasiswa yang lulus kampus mengajar. Bahkan kita terus bekerjasama dengan kampus luar untuk mendukung program ini. Semoga dengan adanya pentas seni ini melahirkan mahasiswa yang memiliki seni adalah skil untuk pengembangan karier. Karena di SD jarang memiliki skil tentang seni apalagi musik. Semoga kita di sini mampu melahirkan guru-guru SD terbaik,” harapnya.
Sementara Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan Dr Syarifuddin MPd menyampaikan, Prodi PGSD menjadi salah satu yang digemari di seluruh Indonesia, bukan saja di Bima. Dengan kondisi tersebut kata dia, tentu kompetitor menjadi guru SD akan banyak pula. Untuk itu perlunya kreativitas dan inovatif.
“Ini adalah bagian dari kreatifitas yang perlu dimiliki guru. Karena saingan nanti banyak, ya tergantung kemampuan mahasiswa dalam bersaiang mendapatkan tempat di dunia kerja. Untuk itu acara ini adalah salah satu sarana meningkatkan kualitas. Mata kuliah ini juga sangat disukai mahasiswa,” ujarnya.
Menyambung program Merdeka Belajar Kampus Mengajar (MBKM) Dr. Syarifudin menilai mahasiswa setempat sudah banyak memberikan kontribusi. Menurutnya, dengan program tersebut mahasiswa bisa menikmati pendidikan di manapun tanpa dihalangi ruang dan waktu.
“Ada juga mahasiswa kita yang ikut magang di sekolah dan desa melalui program ini. Sehingga mahasiswa yang sudah mengikuti program ini sama halnya mengikuti PPL KKN. Jadi kita bisa ekspansi kemanapun karena tidak dibatasi dalam ruang kelas saja. Bahkan bisa pertukaran pelajar,” tegasnya.
Untuk itu dia berpesan agar menjadi mahasiswa yang mampu bersaing serta memiliki kualitas dalam meramaikan dunia pendidikan Indonesia.
“Kuliah adalah proses. Kita harus kreatif dan inovatif. Untuk mencapai fase itu, kita harus mulai berpikir kritis dan bertanya serta sering membaca. Kegiatan ini mengajak kita untuk mengembangkan skil agar lebih baik kedepan,” pungkasnya. (Edo*)