Pemilihan Pengurus MSI NTB, Perwakilan Tamsis dapat Peranan Penting

Suasana Pemilihan pengurus Masyarakat Sejarahwan Indonesia (MSI) Cabang NTB di Universitas Hamzanwadi, 14 Desember 2021
Gambar (ist): Suasana Pemilihan pengurus Masyarakat Sejarahwan Indonesia (MSI) Cabang NTB di Universitas Hamzanwadi, 14 Desember 2021

Bima, Suaraberadab.com – Buktikan diri bukan dikancah pendidikan, penelitian dan pengabdian, banyak langkah yang ditelah ditempuh STKIP Taman Siswa Bima (Tamsis Bima). Pemilihan pengurus Masyarakat Sejarahwan Indonesia (MSI) Cabang NTB, misalnya. Pada kegiatan yang dihelad di Universitas Hamzanwadi, 14 Des 2021 lalu, perwakilan Tamsis Bima mendapatkan peranan penting: Dewan Pembina dan Wakil Ketua 1.

 

“di Universitas Hamzanwadi, dilaksanakan musyarawarah Masyarakat Sejarahwan Indonesia (MSI, red). Dalam rangka pembentukan pengurus MSI Cabang NTB. Dihadiri oleh dosen utusan Perguruan Tinggi yang memiliki Prodi Pendidikan Sejarah atau Ilmu Sejarah, dan sejumlah guru sejarah di (Kabupaten) Lombok Timur,” kata salah satu perwakilan STKIP Tamsis Bima, Syahbuddin, M.Pd., pada media ini di ruang kerjanya, Kamis (16/12/2021).

 

Untuk mengikuti kegiatan tersebut, lanjutnya, sekolah tinggi berjuluk Kampus Merah diwakili oleh dirinya dan Roni Irawan M.Pd. Pada keputusan musyawarah, dihasilkan Abdul Rasyad, M.Pd dari Hamzanawadi terpilih sebagai Ketua Umum. “Sementara utusan STKIP Taman Siswa Bima, Syahbuddin, M.Pd., sebagai Dewan Pertimbangan sedang Roni Irawan, M.Pd sebagai Wakil Ketua 1,” timpalnya.

 

Kedepannya, akan dilaksanakan pelantikan sembari menunggu SK dari Pusat. Kegiatan pelantikan, rencananya akan akan diisi dengan seminar. Sementara di Bima akan dibentuk, Pengurus MSI Komisariat Bima, dengan wilayah Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima.

 

“Sama dengan pembentukan pengurus MSI NTB, pembentukan MSI Komisariat Bima juga akan mengundang dosen pendidikan sejarah di Bima dan Dompu, juga guru sejarah Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima. MSI nantinya memiliki peran, untuk penggalian nilai-nilai sejarah dalam pendidikan. Dan, kesadaran masyarakat tentang sejarah,” pungkas Syahbuddin. (RF)

Pos terkait